I.
Pendahuluan
Manusia sebagai
makhluk sosial tentu tidak mungkin bisa memisahkan hidupnya dengan manusia
lain. Sudah bukan rahasia lagi bahwa segala bentuk kebudayaan, tatanan hidup,
dan sistem kemasyarakatan terbentuk karena adanya interaksi dan benturan
kepentingan antara satu manusia dengan manusia lainnya. Sejak zaman prasejarah
hingga sejarah, manusia telah disibukkan dengan keterciptaan berbagai aturan
dan norma dalam kehidupan berkelompok mereka. Dalam berbagai keterciptaan
itulah ilmu pengetahuan terbukti memainkan peranan signifikan. Kemudian ilmu
pengetahuan itu berkembang menjadi kebudayaan yang berkembang didalam
masyarakat dan diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi
lainnya.
II.
Makhluk
Sosial dan Berbudaya
Manusia adalah
makhluk yang tidak mungkin dapat melangsungkan hidupnya tanpa berinteraksi
dengan manusia lainnya karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang
hidup bermasyarakat (zoon politicon). Keutuhan manusia akan tercapai apabila
manusia sanggup menyelaraskan perannya sebagai makhluk ekonomi dan sosial.
Sebagai makhluk sosial (homo socialis), manusia tidak hanya mengandalkan
kekuatannya sendiri, tetapi membutuhkan manusia lain dalam beberapa hal tertentu.
Misalnya, dalam lingkungan manusia terkecil yaitu keluarga. Dalam keluarga,
seorang bayi membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya agar dapat tumbuh dan
berkembang secara baik dan sehat.
Hal diatas sesuai seperti
yang dikemukakan Melville J. Herskovits (1959) bahwa manusia tidak dapat hidup
sendiri karena manusia diciptakan sebagai makhluk sosial. Dalam kehidupan
makhluk sosial ini terjalin interaksi antara manusia yang satu dengan manusia
lainnya. Interaksi tersebut menghasilkan prilaku yang unik yang menjadikannya
sebuah kebudayaan dalam masyarakat tersebut.
“Budaya adalah
suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya,
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari”
(C. Kluckhohn,1952)
Kebudayaan sangat
erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Secara alamiah
manusia berinteraksi dengan lingkungannya, manusia sebagai pelaku dan sekaligus
dipengaruhi oleh lingkungan tersebut. Perlakuan manusia terhadap lingkungannya
sangat menentukan keramahan lingkungan terhadap kehidupannya sendiri. Manusia
dapat memanfaatkan lingkungan tetapi perlu memelihara lingkungan agar tingkat
kemanfaatannya bisa dipertahankan bahkan ditingkatkan. Bagaimana manusia
mensikapi dan mengelola lingkungannya pada akhirnya akan menciptakan ilmpu
pengetahuan yang mewujudkan pola-pola peradaban dan kebudayaan.
Budaya atau
Kebudayaan adalah perbedaan mendasar antara manusia dengan makhluk yang lain
(hewan) ialah bahwa manusia adalah makhluk berbudaya, hal ini disebabkan karena
manusia diberi anugrah yang sangat berharga oleh Tuhan, yaitu budi atau
pikiran, dengan kemampuan budi atau akal itulah manusia dapat menciptakan
kebudayaan yang menyebabkan kehidupannya sangat jauh berbeda dengan kehidupan
hewan.
Budaya dapat
mempengaruhi perilaku sosial seseorang. Manusia tidak bisa hidup secara
sempurna tanpa adanya kontak interaksi sosial dengan orang lain. Dengan
berinteraksi manusia akan menyesuaikan dirinya dengan budaya disekitar
lingkungan hidupnya. Budaya yang diturunkan dari keluarga adalah budaya pertama
yang dipelajari seseorang dalam hidupnya yang juga akan mempengaruhi perilaku
seseorang nantinya. Ketika seseorang sudah mulai tumbuh dan berkembang maka dia
akan berinteraksi dengan lingkungan yang
baru seperti contohnya sekolah dan juga dengan orang lain baik itu teman, guru
atau manusia lainnya. Disinilah seseorang akan memilah milah mana hal atau
budaya yang menurut dia baik dan buruk dan mulai dari sinilah budaya akan
berperan dalam membentuk kepribadian seseorang.
III.
Unsur
Kebudayaan
Melville J. Herskovits
menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
1.
alat-alat
teknologi
2.
sistem
ekonomi
3.
keluarga
4.
kekuasaan
politik
Bronislaw Malinowski mengatakan
ada 4 unsur pokok yang meliputi:
1.
sistem
norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
2.
organisasi
ekonomi
3.
alat-alat
dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah
lembaga pendidikan utama)
4.
organisasi
kekuatan (politik)
C. Kluckhohn
mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan secara universal (universal categories of
culture) yaitu:
1.
bahasa
2.
sistem
pengetahuan
3.
sistem
tekhnologi dan peralatan
4.
sistem
kesenian
5.
sistem
mata pencarian hidup
6.
sistem
religi
7.
sistem
kekerabatan dan organisasi kemasyarakatan
Menurut
saya perubahan budaya yang saya alami sekarang adalah akibat dari globalisasi
terutama media massa atau media sosial. Dalam zaman modern seperti sekarang ini
penggunaan internet lah yang mendominasi berbagai hal, hampir semua orang
menggunakan internet dengan banyak tujuan yang berbeda beda. Melalui internet
lah kita dapat berjualan, berinteraksi dengan orang lain, memperoleh ilmu
pengetahuan, melihat berita dan banyak lagi lainnya.
Teknologi
internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat
diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda atau remaja internet sudah
menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu
kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat
kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak
semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja,
ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat
menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan
handphone.
Melalui
dunia maya ini lah menurut saya westernisasi terjadi. Westernisasi adalah
sebuah arus besar yang mempengaruhi kehidupan suatu bangsa maupun negara yang
bertujuan untuk mewarnai kehidupan sehari-hari bangsa-bangsa dengan gaya Barat
(Achmad,2004). Westernisasi di Indonesia menurut saya merupakan suatu masalah
yang perlu dicermati bersama karena menyebabkan perubahan budaya terhadap
masyarakat Indonesia khususnya para pemudanya. Dan apabila warisan budaya yang
menjadi kepribadian bangsa atau ciri khas bangsa kita Indonesia tidak dilestarikan oleh pemudanya lagi maka
sesungguhnya akan memberikan suatu perubahan yang signifikan dalam kehidupan bangsa Indonesia kedepannya,
sehingga apa yang menjadi keunikan dan ciri khas bangsa Indonesia akan tertelan
secara perlahan-lahan oleh budaya asing terutama budaya barat dan tidak
menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang memiliki kepribadian bangsa
yang berbeda.
Sekarang
ini begitu banyak generasi bangsa Indonesia yang bersikap “kebarat-baratan”,
kini jati diri bangsa hanya tampak pada sebagian kecil kelompok masyarakat.
Contohnya para pemuda lebih memilih barang-barang yang bermerek atau produk
luar atau barat dan lainnya ketimbang membeli produk lokal. Kita bisa melihat
pemuda lebih banyak menggunakan barang bermerek Nike, Adidas, GAP, Tira Jeans,
Volcom, Lee Cooper dan lainnya sedangkan jarang sekali pemuda yang menggunakan
baju berproduk lokal seperti baju batik. Tentu saja kita yang seharusnya
mencintai produk lokal dan memajukannya malah akan semakin membuat produk lokal
kita semakin terpuruk. Selain itu westernisasi juga menyebabkan gaya hidup yang
buruk seperti materialisme, konsumtif dan
glamoristik.
Oleh karena itu seharusnya para generasi penerus bangsa Indonesia lebih mengantisipasi
budaya asing yang yang masuk ke Indonesia karena budaya tersebut tidak sesuai
dengan kebudayaan kita dan akan berdampak sangat buruk terhadap eksistensi
budaya Indonesia. Karena budaya asing, banyak penyimpangan dilakukan oleh
segelintir masyarakat Indonesia khususnya kaum pemuda yang mengadopsi cara
hidup mereka dari berbagai budaya asing yang masuk ke Indonesia, seperti
pergaulan bebas atau sex bebas, life style yang buruk dan berlebihan dan
lainnya.
Daftar
Pustaka
DR. Mubarak, Achmad, MA. 2004. Nasionalis Religius
Jati Diri Bangsa Indonesia. Jatiwaringin: PT.Bina Rena Pariwara.
Kroeber, A. L.
and C. Kluckhohn, 1952. Culture: A Critical Review of Concepts and
Definitions. Cambridge, MA: Peabody Museum.
Malinowski, B.,1944. A Scientific
Theory of Culture and Others Essays. Chapel Hill, N. Carolina: The University
of North Carolina Press.
Melville J. Herskovits,1959.
Continuity and Change in African Culture.Chicago:
University of Chicago Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar