Dibawah ini adalah Link untuk Film Dokumenter Budaya Pahare by Juwita Sari
https://www.youtube.com/watch?v=E254gyc3QEI
https://www.youtube.com/watch?v=nF0XCrAq4oU
Terima kasih untuk Juwita Sari karena telah mengupload sebuah film yang sangat bermanfaat dan dapat menambah wawasan tentang budaya pahare. Dan dengan Film tersebut semoga dapat membantu melestarikan salah satu kebudayaan Indonesia. Dan inilah hal yang dapat saya deskripsikan dari film dokumenter diatas:
PAHARE
“PAHARE” merupakan sebuah film
dokumenter yang mengangkat tema makna tumpeng dalam Upacara Wuku Taun. Wuku
Taun merupakan sebuah bentuk terima kasih warga Kampung Cikondang, Desa
Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung terhadap hasil pertanian.
Tumpeng sarat akan simbol-simbol kehidupan dan adat istiadat luhur.
Dari video itu pun kami dapat
menyimpulkan bahwa Pahare ada sebuah budaya ritual yang penuh kesucian jiwa,
raga , tanah, langit, matahari serta manusia sebagai penyangganya bersatu untuk
mensyukuri berkah alam. Budaya pahare
ini dalam setiap tahap-tahap pelaksanaanya memiliki cara tersendiri dalam
melakukannya, misalnya dari mulai menumbuk padinya pun terdapat upacara atau
cara khusus dan sakral masing-masing.
Dalam budaya Pahare terdapat
acara lulugu atau acara utamanya, dalam acara ini terdapat tumpeng lulugu,
tumpeng pengiring dan sebagainya. Yang disebut tumpeng lulugu (utama) adalah
tumpeng untuk acara pokok dan terdapat 3 buah tumpeng yang dibuat khusus di
rumah adat cikondang(pokok).
Membuat 3 buah tumpeng pokok
inipun khusus dibuat oleh para kaum ibu-ibu yang mereka selama membuatnya itu
berpuasa pada 15 Muharram. Tumpeng lulugu ini terdiri dari 3 buah tumpeng
yaitu:
-Tumpeng padi huma (ladang)
berisi ayam hawuk ( abu-abu )
-Tumpeng padi sawah berisi ayam
hideung ( hitam )
-Tumpeng padi ketan berisi ayam
bodas ( putih )
Selanjutnya ada tumpeng pengiring,
tumpeng ini diberikan kepada masyarakat yang mengikuti upacara tersebut bahkan masyarakat
yang tidak mengikuti upacara tersebut tetap diberikan tumpeng tersebut. Tumpeng
pengiring ini jumlahnya lebih dari seratus, ada dua tempat penyimpanan
pengiring yakni takir yang memiliki 12 jenis warna, dan susudi memiliki 7 jenis
warna. 12 warna tersebut biasanya berisi makanan ringan seperti pisang,tape
ketan, tiwu, wajit, ampeang, ampeang borondong,tipung, dodol,opak merah, opak
putih dll. Sedangkan 7 warna tersebut berisi tumis cabe gondol , tumis hui,
gorengan kasreng(rempeyek), ikan asin, goreng oncom kemplang merah.
Tumpeng itu sendiri berbentuk
segitiga karena mempunyai makna tersendiri , yakni memiliki 3 sudut (tri
tangtu) yang berarti tuhan-alam-manusia. Sebelum makan tumpeng mereka mengawali
dengan berdoa memberi puji-pujian kepada Allah atas keberkahan yang telah
dilimpahkan kepada masyarakat. Dan arti dari pahare itu berasal dari kata pare
yang artinya padi. Karena makanan sehari-hari mereka adalah padi, pahare
mengandung makna kebersamaan yang berarti makan bersama sebagai bentuk syukur
kepada tuhan yang maha esa atas karunia yang telah diberikan kepada masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar